Menikmati Panorama Alam dan Budaya Kabupaten Magelang dengan Bekas Mobil Dinas Camat


Created At : 2019-04-24 00:00:00 Oleh : ANASTASIA TITISARI WIDYASTUTI Wisata Minat Khusus Dibaca : 644

Kabupaten Magelang terus mengembangkan wahana wisata, di samping wisata utama yang telah ada. Salah satu wahana yang kini sedang nge-hits adalah jelajah menggunakan mobil jenis volkswagen (VW). Berikut pengalaman wartawan Harian Jogja, Nina Atmasari yang berkesempatan menikmati fasilitas tersebut, dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kota Mungkid berbarengan dengan peringatan Hari Pers Nasional, Jumat (22/3/2019).

Kabupaten Magelang yang berada di antara lima gunung, menjadikan wilayah ini memiliki alam yang indah. Panorama alam dan budaya masyarakatnya yang unik menjadi daya tarik yang terus dikelola untuk mendatangkan wisatawan.

Salah satu wahana wisata yang kini sedang dikembangkan adalah jelajah wisata menggunakan kendaraan jenis VW. Menggunakan bekas mobil dinas camat di era tahun 1970-an ini, rombongan yang terdiri para wartawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah diajak menjelajah sejumlah objek wisata di kawasan Borobudur hingga lereng Gunung Merapi dan Merbabu, dalam kegiatan One Day Tour Jelajah Wisata Kabupaten Magelang.

Mengambil titik awal di Tourist Information Center (TIC) yang berada sekitar satu kilometer dari Candi Borobudur, rombongan dibagi dengan jumlah maksimal tiga orang per mobil. Ada 21 mobil yang digunakan dalam tour tersebut. Mobil VW yang bisa dibuka atapnya, hanya bisa dinaiki maksimal empat orang dengan sopir. Satu orang di samping sopir dan dua orang di bangku belakang.

Titik pertama yang dikunjungi adalah Candi Pawon, yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari TIC. Rombongan diajak mengenal candi yang diduga masih rangkaian dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut tersebut. Tak berapa lama di candi kecil tersebut, tour kemudian dilanjutkan ke Candi Mendut yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Candi Pawon.

Di candi yang biasa digunakan untuk mengawali upacara Waisak ini, rombongan mendengarkan penjelasan dari pemandu tentang keberadaan candi dan sejarah Sang Budha, Sidharta Gautama. Di lokasi ini juga terdapat sejumlah kios yang menjual kerajinan seperti kaus, miniatur candi dan arca.

Petik Stroberi

Usai wisata sejarah, rombongan kemudian diajak berwisata alam dengan menuju lereng Gunung Merbabu. Objek wisata yang dituju adalah Ketep Pass di Sawangan. Jaraknya sekitar 20 km dari Candi Mendut.

Melintasi jalan di kawasan Kota Mungkid, wisatawan bisa menikmati panorama alam pedesaan dan persawahan yang menghijau di kanan dan kiri jalan. Didukung dengan kondisi jalan yang mulus, perjalanan terasa semakin mengasyikkan sambil bercanda dengan rekan semobil, atau mendengarkan cerita tentang daya tarik Magelang dari sopir VW.

Cuaca yang cerah saat tour tersebut dapat dinikmati secara sempurna dengan kap mobil yang terbuka. Jangan takut kepanasan, karena pengelola VW menyediakan caping atau penutup kepala dari anyaman bambu yang bisa digunakan untuk menahan teriknya sinar matahari.

Keramahan masyarakat lereng Gunung Merbabu menyambut rombongan VW yang melintas. Banyak warga di tepi jalan yang melambaikan tangan pada rombongan VW. Sebuah sambutan yang membuat wisatawan akan merasa gembira.

Semakin mendekati kawasan lereng Merbabu, pemandangan yang disuguhkan di sekitar jalan semakin indah. Lereng Merbabu memang mendapatkan pasokan irigasi yang cukup sehingga tanaman padi tumbuh subur. Semakin tinggi datarannya, jenis tanaman berganti dengan tanaman sayuran.

Sampai di kawasan Ketep Pass, rombongan terlebih dahulu diajak ke kebun stroberi di Desa Banyuroto Sawangan. Di lokasi ini, wisatawan diajak memetik buah stroberi langsung di kebunnya.

Hamparan tanaman stroberi yang ditata sedemikian rupa, selain menarik minat untuk memanen buah, juga indah untuk berfoto. Tanaman ditata berjajar rapi dengan jalan setapak di sela-selanya, menjadikan wisatawan bisa memuaskan diri untuk mengabadikan kenangan tersebut tanpa merusak tanaman.

Untuk masuk ke kebun stroberi ini, wisatawan ditarik biaya Rp5.000 per orang. Pengunjung akan mendapatkan pengarahan dari pengelola, sekaligus diberi keranjang kecil dan gunting untuk memetik buah stroberi. Selanjutnya, mereka dibebaskan memetik buah. Namun, buah yang dipetik tidak boleh dimakan di tempat.

Mereka harus mengumpulkannya di keranjang, dengan maksud setelah puas berwisata agro tersebut, buah stroberi harus ditimbang. Harga stroberi tersebut per ons Rp10.000 di hari Senin-Jumat, adapun pada Sabtu-Minggu Rp15.000 per ons. Buah yang sudah dipetik dan ditimbang lalu dibayar, boleh dibawa pulang.

Menurut pemilik kebun Stroberi tersebut, Suyanto, wisata stroberi itu tidak mengenal musim. Buah stroberi bisa dipanen sepanjang tahun. “Kami ingin memanfaatkan peluang yang ada, yakni dekat dengan objek wisata Ketep Pass, dan sesuai dengan kondisi alam. Kemudian kami memilih jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dipilihlah stroberi,” jelas Kepala Desa Banyuroto tersebut.

Puas berfoto dan memanen buah stroberi, rombongan one day tourkemudian menuju objek wisata utama yakni Ketep Pass yang merupakan gardu pandang Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Di lokasi ini, jika cuaca cerah, puncak Gunung Merapi dan Merbabu akan terlihat jelas.

Wisatawan bisa berfoto secara leluasa dengan latar belakang keindahan Gunung Merapi dan pemandangan di lerengnya, yang berupa hutan dan pemukiman penduduk. Sejumlah gazebo disediakan lengkap dengan tempat duduk yang bisa digunakan wisatawan untuk menikmati suasana.

Di sekitar objek wisata ini juga terdapat penjual makanan dan minuman. Menikmati kopi dan jagung bakar bisa menjadi alternatif sambil bercengkerama dengan kerabat atau sekadar memandang keelokan alam lereng gunung yang menghijau dan langit yang biru.

Di objek wisata ini juga terdapat fasilitas menonton film tentang Gunung Merapi. Rekaman aktivitas Gunung Merapi saat kondisi normal hingga erupsi dan banjir lahar, bisa disaksikan dalam film yang berdurasi sekitar 20 menit.

Usai menikmati wisata alam pegunungan ini, rombongan Jelajah Magelang kemudian melanjutkan perjalanan turun ke Borobudur. Sayangnya, pada perjalanan ini, hujan turun dengan lebat sehingga penutup atas mobil VW harus ditutup.

Sampai di kawasan Borobudur kembali, rombongan diajak ke galeri seni Rik Rok di DusunTingal Kulon Desa Wanurejo Borobudur untuk melihat sekaligus berbelanja berbagai kerajinan khas Borobudur. Puas berbelanja, selanjutnya mereka diajak ke spot terakhir yaitu Rumah Kamera.

Objek wisata buatan ini berupa sebuah bangunan yang menyerupai kamera. Di dalamnya, ada sejumlah wahana trik berfoto yang bisa digunakan untuk pengunjung. Kunjungan tersebut sekaligus menutup rangkaian one day tour. Rombongan kemudian dibawa kembali ke TIC, saat hari menjelang sore.

Pelaksana Tuhgas Kabid Pemasaran dan Kelembagaan Pariwisata pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Magelang, Zumrotun Rini menjelaskan one day tour merupakan program rutin yang diselenggarakan tiap tahun dengan peserta yang berbeda.

"Tahun 2019 ini, kita mengajak teman-teman media di Jawa Tengah, keliling ke objek wisata. Harapan kita bisa meningkatkan promosi pariwisata di Kabupaten Magelang," katanya.

Paket wisata VW ini bisa dinikmati wisatawan umum dengan harga bervariasi. Untuk jarak pendek sekitar dua jam tarifnya Rp350.000 per mobil, medium durasi empat jam Rp450.000 dan untuk satu hari Rp550.000.

Adapun tujuannya, bisa menyesuaikan dengan paket. Wisatawan bisa memilih seputar Borobudur atau sampai ke lereng Gunung Merbabu-Merapi.





Nina Atmasari (Harian Jogja)

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara