GRABAG— Festival
Telaga Bleder III yang akan digelar pada 14-15 Oktober depan tidak hanya
menyajikan hiburan semata. Namun ada juga tradisi yang bakal terus
dilestarikan. Tradisi itu adalah ritual larung sengkolo. Prosesi ini akan
dipimpin oleh sesepuh asal Gunung Merbabu bernama Mbah Jumo. Mbah Jumo adalah
pengruwat yang berkaitan dengan air dari kawasan Merbabu. Panitia acara Wahyu
Kurniawan mengatakan prosesi ritual larung sengkolo ini bertujuan untuk
membuang kesialan. Ritual akan dilaksanakan sebelum pelepasan seribu lampion di
Telaga Bleder.
”Ritual ini sebenarnya sudah ada sejak dulu namun
tidak banyak diketahui oleh masyarakat,” katanya. Prosesi ritual sendiri akan
dilakukan di ujung Telaga Bleder. Mereka akan menaiki perahu dengan membawa
obor dan piranti ritual. “Makna ritual ini sebagai sarana membuang segala
kesialan anda ataupun sengkolo yang tanpa disadari dari kesalahan di
masa lampau. Agar semuanya dapat sirna dari kehidupan anda dan anda akan
merasakan sebuah kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya setelah memakai
batu mustika tersebut,” papar dia.
Sementara itu, usai prosesi ritual, seluruh
wisatawan bisa bersama-sama melepaskan lampion air ke Telaga Bleder. ”Selain
itu kita juga menyiapkan hiburan berupa Musik jazz,” papar dia. Untuk diketahui
Fesitval Telaga BLeder di Desa Ngasinan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ini
juga menyuguhkan lomba kesenian tradisional, stand potensi desa wisata, lomba
dayung dan penebaran seribu lampion air. Festival akan dilaksanakan pada 14-15
Oktober mendatang. (bsn)
SUMBER:
BorobudurNews
Created At : 2017-10-09 00:00:00 Oleh : ANASTASIA TITISARI WIDYASTUTI Pers Rilis Dibaca : 487