Mendengar kata Kabupaten Magelang, pasti akan terbesit dipikiran pecinta traveling adalah objek wisata candi Borobudur. Objek wisata yang sudah tidak asing lagi bagi turis lokal ataupun turis mancanegara. Tercatat beberapa publik figur dunia pernah berkunjung di Borobudur. Sudah tidak diragukan lagi untuk kemasyhuran Candi Borobudur ini. Kekayaan dan kemasyhuran Kabupaten Magelang ternyata tidak hanya itu saja. Dalam kehidupan manusia, ada yang namanya budaya dan kesenian khas daerah. Kabupaten Magelang dengan Borobudurnya tidak terlepas dengan kesenian dan budayanya. Budaya dan seni juga merupakan satu hal yang menjadi keunggulan Bangsa Indonesia. Salah satu kesenian khas Kabupaten Magelang adalah tari topeng ireng. Seperti dengan tarian tradisional lain di daerah lain, tari topeng ireng juga memilki sejarah dengan juga filosofinya sendiri.
Tari topeng ireng merupakan sebuah tarian yang khas dari Kabupaten Magelang. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki seni tari tersendiri. Begitu juga dengan tari topeng ireng, asal usul tari topeng menurut beberapa pendapat yang ada, merupakan tarian yang berasal dari Kabupaten Magelang. Kesenian ini menurut pendapat warga dan pegiat seni ini awalnya berkembang di masa penjajahan Jepang. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kesenian ini berkembang ketika masa kemerdekaan. Ketika itu Jepang melarang masyarakat untuk belajar beladiri. Hal itu karena apabila warga pribumi bisa beladiri, maka akan berbahaya bagi kekuasaan Jepang. Namanya juga orang Indonesia yang sejak zaman dahulu memang kreatif. Ada warga pribumi, yang dikenal dengan nama Ki Sujak. Dia memadukan ilmu pencak silat atau kanuragan dengan iringan musik. Alhasil jadilah kesenian tari topeng ireng. Tari ini juga dikenal dengan beberapa nama lain diantaranya topeng kawedar dan tari dayakan. Nama tari dayakan itu berasal dari banyaknya penari yang ikut dalam pertunjukkan . Dalam bahasa jawanya adalah sak dayak yang artinya “sangat banyak sekali”. Berkembangnya waktu dengan berbagai hal yang ada, nama kesenian ini dikenal dengan tari topeng ireng. Tari topeng ireng itu tidak hanya sebuah nama saja, namun topeng ireng itu singkatan dari toto “lempeng irama kenceng”. Menurut info Borobudur, Perkembangan paling awal tarian ini berasal dari daerah Tuksongo kecamatan Borobudur.
Daya tarik pertama dari tari topeng adalah busana yang dipakai oleh penari. Dimana busananya dihiasi dengan berbagai pernak pernik. Mulai dengan kepala yang dihiasi dengan warna warni bulu burung yang membentuk seperti mahkota. Apabila diperhatikan mahkota itu akan mirip seperti mahkota atau penutup kepala suku Indian di Amerika. Serasi dengan mahkota pada kepala, riasan wajah juga dirias dengan cat hitam,putih dan juga merah yang menjadikan karakter lebih hidup. Busana yang dipakai oleh penari mempunyai kemiripan dengan busana suku indian juga. Pakaian yang digunakan adalah dengan hiasan bulu-bulu burung dan dipadukan dengan semacam rompi seperti Gatot Kaca. Sedangkan untuk bagian celananya lebih mirip celana yang dipakai oleh suku dayak, yaitu dengan model rok berumbai-rumbai. Pada bagian bawah adalah memakai sepatu boot dengan diberikan gelang kelintingan. Gelang inilah yang berbunyi ketika penari melakukan aksi tariannya. Rata-rata ada 200an buah kelintingan yang ada di kaki penari. Sehingga akan menghasilkan bunyi gemerincing yang keras saat gerakan tari berlangsung. Gerakan tari dengan nada yang dihasilkan dari gerak kaki, diimbangi juga dengan gamelan sebagai pengiringnya. Gamelan yang digunakan untuk tari topeng ireng sangatlah sederhana,berupa kendang, terbang, bende, seruling, dan rebana. Tarian, musik gamelan dan nyayian beralun dengan ritmis dan balance.sehingga menghasilkan gerakan yang indah, musik, dan lagu yang harmoni.
Tari topeng ireng termasuk tarian yang mempunyai nilai-nilai religiusitas. Biasanya penari terdiri dari 10 orang atau lebih. Gerakan tari biasanya membentuk formasi persegi dan juga melingkar. dengan gerak tari tubuh yang tidak begitu sulit, Gerakan-gerakan tari topeng ireng cenderung mudah untuk dipelajari. Karena hal terpenting dari tari topeng adalah kekompakan. Semakin banyak penari yang ikut dalam satu pertunjukkan, maka akan menciptakan kolaborasi dan formasi-formasi yang lebih variatif dan juga menarik. Gerakan-gerakan tari topeng ireng merupakan gerakan dasar silat. Tentunya gerakannya sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Sehingga terlihat gerakan tari yang indah. Keunggulannya adalah gerakan tari tersebut juga bisa digunakan untuk beladiri. Peminat tari topeng ireng juga lumayan banyak. Pemuda-pemuda tidak malu-malu ikut latihan tari topeng ireng. Masyarakat bekerja sama untuk selalu melestarikan tari topengireng. Waktu dalam pertunjukkan tari topeng ireng adalah bebas. Artinya tidak ada aturan untuk waktunya. Semua tergantung dengan keadaan atau permintaan dari panitia atau orang yang mempunyai hajat.
Karena tari ini adalah seni tradisional, maka biasanya dilaksanakan ketika ada acara-acara tertentu yang juga masih berbau dengan tradisi yang melibatakan seluruh warga. Seperti acara bersih desa, kirab budaya, festival rakyat dan juga acara-acara tertentu lain. Setelah perkembangan waktu, seni tari topeng ireng tidak hanya sebagai latihan silat saja. Namun juga sebagai pengiring kirap dalam acara besar islam. Seperti kirap pemasangan mustaka atau kubah masjid. Juga dengan diiringi dengan puji-pujian atau syair-syair. Sekarang kesenian ini tidak hanya berkembang di Kabupaten Magelang saja, namun sudah sampai di Boyolali dan Kebumen. Sering kali tari topeng ireng juga ikut serta dalam berbagai festival atau acara di dalam atau di lain daearah Magelang. Terdapat banyak sekali kelompok kesenian tari topeng ireng di Kabupaten Magelang. Menurut data dari info Borobudur ada tiga belas kelompok . Diantaranya Topeng Ireng 'Genta Rimba' asal Dusun Ngampel, Desa Pandanretno, Kecamatan Srumbung, ada 'Dewa Rimba' dari Bandungrejo Ngablak, 'Satria Rimba' dari Gatak, Plosogede Ngluwar, 'Kidung Kawedar' dari Gejagan Sriwedari, Muntilan. 'Putra Seni Rimba' dari Kerban, Sumberarum, Tempuran, 'Mutiara Rimba' dari Secang Krajan, Secang. 'Jimat Kalimosodo' dari Bawangan, Kepuhan, Sawangan, 'Bina Muda' dari Soko, Ngargosoko, Srumbung, 'Seto Aji Kumitir' dari Kepil, Krinjing, Dukun.
oleh Hawin Alaina
Created At : 2018-10-10 00:00:00 Oleh : ANASTASIA TITISARI WIDYASTUTI Artikel Dibaca : 5354